Penulis

Lihat Semua
Philip Yancey

Philip Yancey

Philip Yancey telah menulis banyak buku yang berhubungan dengan pertanyaan sulit. Ia melayani di majalah Campus Life di tahun 1971-1978, kemudian menjadi seorang penulis penuh waktu. Ia dan istrinya, Janet, tinggal di Evergreen, Colorado.

Artikel oleh Philip Yancey

Iman Seteguh Bukit Batu

Saya dan istri sama-sama mempunyai nenek yang berusia lebih dari 100 tahun. Ketika berbicara dengan mereka dan teman-teman mereka, saya mengenali suatu tren yang umumnya dilakukan kaum lansia saat mengenang suatu peristiwa: Mereka mengingat masa-masa sulit dengan perasaan nostalgia. Para lansia itu bergantian menceritakan pengalaman di masa Perang Dunia II dan Depresi Besar; mereka dengan gembira berbicara tentang kesulitan-kesulitan seperti badai salju, kamar kecil di masa kanak-kanak yang terletak di luar rumah, dan pengalaman kuliah mereka ketika harus makan sup kalengan dan roti basi selama 3 minggu berturut-turut.

Kedekatan Luar Biasa

Ketika John F. Kennedy menjadi presiden Amerika Serikat, sesekali para fotografer menangkap suatu adegan yang menarik. Salah satu foto itu menunjukkan para anggota kabinet sedang duduk mengelilingi meja sang presiden di Kantor Oval dan memperdebatkan masalah-masalah dunia yang penting. Sementara itu, putra presiden yang baru berumur 2 tahun, yang bernama John, sedang merangkak di seputar dan di bawah meja presiden yang sangat besar, tanpa mempedulikan tata cara di Gedung Putih dan persoalan-persoalan negara yang serius. Ia hanya sedang mengunjungi ayahnya.

Akhir Yang Bahagia

Dalam “alur ceritanya”, kisah Alkitab berakhir di tempat yang kurang lebih sama seperti permulaannya. Hubungan yang rusak antara Allah dan umat manusia akhirnya telah dipulihkan, dan kutukan yang tertulis di Kejadian 3 telah dihapuskan. Meminjam gambaran dari taman Eden, kitab Wahyu menggambarkan adanya sebuah sungai dan pohon kehidupan (Why. 22:1-2). Namun kali ini, taman itu digantikan oleh sebuah kota yang megah—kota yang dipenuhi dengan penyembah-penyembah Allah. Tidak akan ada lagi kematian atau kesedihan yang akan menodai tempat itu. Ketika kelak kita terbangun di langit yang baru dan bumi yang baru, akhirnya kita akan mengalami suatu akhir yang bahagia.

Melihat Dengan Terbalik

Di India, saya beribadah di antara para penderita kusta. Kebanyakan dari kemajuan medis dalam bidang perawatan untuk para penderita kusta merupakan buah usaha dari para dokter misionaris. Dokter-dokter ini memilih untuk tinggal di antara para penderita kusta dan berisiko terjangkiti penyakit yang mengerikan tersebut. Alhasil, gereja-gereja pun bertumbuh subur di kebanyakan pusat perawatan utama bagi para penderita kusta. Di Myanmar, saya pernah mengunjungi panti asuhan bagi para penderita AIDS yang yatim piatu. Di sana para relawan Kristen berusaha memberikan perhatian yang tidak lagi diberikan oleh orangtua para penderita karena penyakit mereka. Kebaktian gereja paling meriah yang pernah saya hadiri berlangsung di dalam penjara di negara Cili dan Peru. Di antara kaum yang hina, malang, dan tertindas—mereka yang tidak dianggap oleh dunia ini—Kerajaan Allah teguh berdiri.

Ajaib Benar Anugerah-Nya

Setelah menjalani wajib militer di Angkatan Laut Kerajaan Inggris, John Newton akhirnya didepak karena sikapnya yang membangkang dan ia pun beralih profesi menjadi pedagang budak. Newton bekerja di atas sebuah kapal pengangkut budak yang melayani perdagangan budak lintas Atlantik. Sekalipun dikenal sebagai orang yang punya tabiat kasar, Newton akhirnya berhasil men-dapatkan posisi sebagai kapten.

Percaya Lebih Dahulu

Dalam sebuah kamp penjara milik Jerman pada masa Perang Dunia II, tanpa sepengetahuan penjaga penjara, sejumlah tawanan Amerika merangkai perangkat radio mereka sendiri. Suatu hari, tersiarlah berita bahwa pemerintah Jerman sudah menyerah, dan perang pun berakhir. Namun karena putusnya komunikasi, para penjaga penjara belum mengetahui kabar tersebut. Saat berita itu tersebar di antara para tawanan, mereka pun merayakan peristiwa besar itu. Selama 3 hari, mereka bernyanyi, melambai-lambaikan tangan kepada penjaga penjara, dan bersenda gurau saat makan. Pada hari ke-4, mereka bangun pada pagi hari dan mendapati bahwa seluruh pasukan Jerman yang menjaga mereka telah pergi. Penantian mereka pun telah berakhir.

Ketakutan Yang Terbalik

Saya ingat sedang menonton siaran berita di televisi pada tahun 1991 ketika revolusi tanpa kekerasan terjadi di jalanan Moscow. Warga Rusia yang selama ini tumbuh dalam kepemimpinan yang totaliter tiba-tiba menyatakan, “Kami akan bersikap seolah-olah kami merdeka,” dan mereka turun ke jalan sembari menghadang sejumlah kendaraan tank berlapis baja. Perbedaan yang amat mencolok antara wajah para pemimpin di dalam gedung dengan massa di luar gedung telah menunjukkan siapa yang sesungguhnya takut, dan siapa yang sesungguhnya merdeka.

Muncul Ke Permukaan

Manusia hidup di dalam realitas yang kelihatan dan tidak kelihatan—yang natural dan supernatural. Saya terpikir tentang kedua realitas itu dalam suatu perjalanan di atas sebuah perahu untuk melihat ikan paus di lepas pantai Selandia Baru. Seekor paus biasanya beristirahat sebentar di permukaan laut, mengambil napas dalam-dalam untuk beberapa kali, lalu mengeluarkan hembusan napas yang menciptakan semburan yang menakjubkan, kemudian menyelam kembali ke dalam lautan untuk memangsa cumi-cumi.

Ikan Yang Ketakutan

Saya mengalami bahwa merawat akuarium air laut bukanlah hal yang mudah. Saya harus memasang perangkat laboratorium kimia yang mudah dibawa ke mana-mana guna memantau tingkat nitrat dan kandungan amonia dari air tersebut. Saya perlu memasuk-kan berbagai vitamin, antibiotik, obat antibakteri, dan enzim. Saya harus menyaring airnya melalui kaca fiber dan arang.